Pilih Kamera DSLR Atau Mirrorless, Mana Yang Lebih Baik ?
Dulu kita mudah mengatakan kamera interchangeable-lens
sebagai kamera DSLR, tetapi sekarang tidak bisa. Mengapa? Ya karena kamera yang
bisa diganti lensanya tidak saja jenis DSLR, tetapi juga kamera jenis baru yang
dinamakan mirrorless. Apa itu mirrorless? Artikel yang merujuk dari
Tomsguide.com ini sedikit banyak akan membahasnya.
Jika Anda ingin naik kelas dari kamera smartphone atau
point-and-shoot (kamera kompak) ke kamera yang lensanya dapat diganti-ganti,
Anda memiliki dua pilihan utama: kamera DSLR atau kamera mirrorless. Kedua
jenis kamera tersebut pada dasarnya melakukan hal yang sama, tetapi
masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan yang nanti akan mempengaruhi
keputusan dalam membelinya.
Apa itu DSLR dan Mirrorless
Kamera SLR (Single lens reflex) merupakan jenis kamera
yang telah ada selama lebih dari seratus tahun. Seperti pendahulunya yang
berbasis film, DSLR (Digital SLR) masih menggunakan cermin untuk memantulkan
cahaya dari lensa ke viewfinder (jendela bidik) sehingga kita akan melihat
persis apa yang dilihat kamera secara optikal. Bila kita mengambil gambar,
cermin tersebut akan naik dengan cepat, shutter (rana) di depan sensor gambar
terbuka, dan cahaya akan mengenai sensor sehingga bisa dilakukan pengambilan
gambar. Setelah itu cermin dengan cepat akan kembali ke posisi semula untuk
menampilkan objek di viewfinder.
Sedangkan kamera mirrorless, seperti namanya, tidak perlu
cermin. Cahaya akan melewati lensa dan langsung jatuh tepat ke sensor gambar,
seperti dalam kamera kompak dan smartphone. Gambar obyek akan ditampilkan pada
layar LCD atau elektronik vewfinder setelah itu baru menekan tombol shutter dan
gambar/foto tersimpan.
Jadi kamera mana yang harus Anda pilih? Berikut daftar
pertimbangan yang bisa digunakan untuk menentukan pilihan kamera yang tepat.
Ukuran dan Berat
Badan kamera DSLR secara umum relatif lebih besar, karena
mereka harus memiliki ruang untuk cermin dan mekanisme shutter. Tetapi kondisi
terakhir DSLR sudah cukup kecil, yang terkecil dan teringan yang tersedia adalah
Canon EOS 100D, yang beratnya sekitar 600gram, dengan lensa zoom kit terpasang.
Tetapi harganya sepertinya agak mahal untuk kamera entri-level (pemula). Sebuah
model yang lebih ekonomis, Canon EOS 700D dengan berat 710 gram. Sebuah model
dengan level di atasnya lagi seperti Nikon D7100 hampir dua kali lebih berat
yaitu 1,2 kg atau lebih, tergantung pada lensa yang digunakan.
Sementara kamera mirrorless tidak memiliki cermin dan
mekanik shutter, sehingga bodi kamera mirrorless bisa lebih kecil dari DSLR,
dan memiliki konstruksi yang sederhana. Sebuah kamera mirrorless khas seperti
Olympus PEN-EPL5 beratnya hanya kurang dari 450 gram termasuk lensa. Sementara
kamera mirrorless terkecil Panasonic Lumix GM1 hanya seberat 204 gram dan
berukuran persis kamera kompak sehingga benar-benar bisa dikantongi.
Disini Anda harus mengetahui kebutuhan, apakah bisa
menerima beban yang lebih berat, karena biasanya setelah sekian lama orang akan
malas membawa kamera yang berat. Atau justru ingin kamera yang mudah dibawa
kemana saja tanpa khawatir membebani.
Kemampuan dan Akurasi Fokus
Kamera DSLR menggunakan mekanisme cermin untuk
mengalihkan cahaya ke sensor khusus yang digunakan dalam proses yang disebut
Phase Detect Auto Focus (PDAF). Sensor mengukur konvergensi dari dua berkas
cahaya untuk dengan cepat mengkondisikan lensa ke dalam fokus.
Sementara karena tidak memiliki cermin, kebanyakan kamera
mirrorless harus menggunakan teknik yang relatif lebih lambat, yang disebut
Contrast Detect Auto Focus (CDAF) – metode yang sama yang digunakan oleh kamera
point-and-shoot dan kamera di smartphone. Sensor gambar menangkap satu bagian
kecil dari gambar yg di sedang dibidik, melakukan tes seberapa tajam itu, dan
kemudian refokus lensa dan tes lagi sampai mendapatkan fokus yang paling tepat.
Deteksi kontras sangat lambat dalam cahaya rendah dan dengan subyek bergerak,
karena gerakan objek yang cepat membingungkan kamera.
Tetapi Kamera mirrorless terbaru, seperti Olympus OM-D
EM-1, memiliki prosesor yang lebih cepat yang dapat mendeteksi kontras lebih
cepat, sehingga mereka bisa fokus secepat DSLR, meski untuk foto sport CDAF
belum bisa menyamai PDAF. Bahkan model kamera mirrorless yang baru akhir-akhir
ini memiliki teknologi yang menggunakan satu sensor untuk menggabungkan kedua
teknik auto fokus PDAF dan CDAF. Tapi masih belum jelas seberapa baik
model-model baru tersebut dibanding DSLR.
Kualitas Viewfinder
Sisi positif dari viewfinder DSLR adalah bahwa Anda dapat
melihat gambar secara optikal langsung, biasanya lebih jernih, responsif dan
lebih cerah dibandingkan elektronik. Sementara kamera mirrorless harus
menangkap preview gambar pada layar LCD dan atau elektronik viewfinder (EVF).
Untuk LCD kadang di siang hari yang cerah agak susah untuk dilihat. Tetapi EFV
generasi sekarang sudah jauh baik, responsif, cerah dan keuntungannya adalah
preview gambar yang tampil sama dengan yang akan disimpan nantinya dan banyak
informasi yang bisa ditampilkan seperti historgram.
Tidak semua kamera mirrorless memiliki EVF, hanya
sebagian di kelas high-end seperti Panasonic GX7, Panasonic GH3, Fujifilm X-E1,
X-Pro1, Sony NEX-7, Sony A-7 dan A-7R. Semakin lama diyakini teknologi EVF akan
semakin baik, sehingga akan mampu menyamai kejernihan optical viewfinder dengan
ukuran dan kebutuhan ruang yang jauh lebih kecil.
Image Stabilization
Semua kamera modern memasukkan fitur stabilisasi gambar,
di mana akan mengurangi blur pada foto (umumnya pada kecepatan rana lambat)
yang disebabkan tangan yang bergoyang saat memegang kamera. Baik kamera DSLR
maupun mirrorless, melakukan ini dengan teknik menggeser sebagian kecil bagian
dari optik lensa, teknik lainnya adalah menggeser sensor gambar utama.
Beberapa kamera mirrorless dapat menggeser kedua elemen
lensa dan sensor gambar – kombinasi yang dapat lebih efektif daripada salah
satu dari metode ini saja. Yang paling baru dalam teknologi ini adalah 5-Azis
Image stabilization yang ditanam Olympus pertama kali di OM-D E-M5, yang
memperhitungkan pergerakan sensor pada sumbu Z selain X dan Y. Hasilnya hingga
2 stop lebih baik saat menggunakan tangan.
Kualitas Gambar
Kamera mirrorless awalnya menawarkan gambar berkualitas
lebih rendah daripada DSLR, dengan lebih banyak noise (graininess) dan warna
yang lebih buruk, karena generasi pertama menggunakan sensor gambar yang lebih
kecil yang menangkap cahaya kurang. Namun produsen kamera mirrorless telah
menemukan cara untuk mengurangi noise, menggunakan sensor yang lebih baik (dan
juga lebih besar) dan prosesor gambar yang lebih baik, dan sekarang tidak ada
perbedaan nyata dalam kualitas gambar dalam kebanyakan model konsumer.
DSLR high-end menggunakan sensor yang sangat besar yang
disebut “full frame” sensor yang telah memberikan mereka keunggulan high end.
Baru-baru ini Sony mengenalkan kamera mirrorless dengan sensor full-frame,
yaitu A7 dan A7R, hal ini menjadi langkah penting dalam menutup kesenjangan
kualitas dan bahkan kinerja antara DSLR dan mirrorless.
Gambar dan Video Playback
Ketika datang untuk menampilkan gambar yang baru saja
ditangkap, kedua jenis kamera dapat menggunakan layar LCD atau output HDMI ke
televisi Anda. Meskipun body kamera mirrorless lebih kecil, sebagian besar
memiliki ukuran layar LCD yang sama yaitu 3-inch, yang umum ditemukan di DSLR.
Lensa dan Aksesoris
Jika Anda ingin membeli kamera dengan lensa dapat
dipertukarkan, artinya Anda membeli ekosistem seluruh lensa, dan juga aksesoris
lainnya yang cocok. Anda tidak dapat menggunakan lensa Micro Four Thirds (MFT)
pada body kamera DSLR body. Jadi, ketika memilih kamera, perlu mempertimbangkan
berbagai lensa yang tersedia untuk sistem.
Memilih DSLR memberi akses ke sejumlah besar jenis lensa
– dari sejumlah produsen – mulai dari yang murah hingga untuk profesional dan
mahal. Sebaliknya, kebanyakan model mirrorless hanya memiliki sedikit pilihan
lensa dari produsen kamera. Satu-satunya lensa untuk kamera Sony Alpha NEX
berasal dari Sony itu sendiri, misalnya. Namun, Sony baru saja mengumumkan lima
lensa baru untuk kamera mirrorless full-frame baru, yang sangat memperluas
jangkauan lensa yang tersedia.
Sistem mirrorless dari produsen seperti Pentax (Q kamera)
dan Samsung (seri NX) memiliki lensa paling sedikit, karena
perusahaan-perusahaan ini memilih untuk membuat sistem mirrorless sendiri-sendiri.
Sistem Micro Four Thirds memiliki pilihan terluas karena mereka adalah pionir
dan dibentuk oleh beberapa perusahaan – Olympus dan Panasonic membuat kamera,
dan lensa dibuat oleh Olympus, Panasonic, Sigma, Tamron dan lain-lain.
Anda dapat membeli adapter untuk menggunakan lensa DSLR
pada kamera mirrorless. Tapi akan mengubah zoom (focal length) berdasarkan crop
factor, dan juga akan menonaktifkan fitur seperti autofocus.
Kesimpulan
Jadi, kamera jenis apa yang terbaik secara keseluruhan,
kamera DSLR atau mirrorless? Tidak ada. Semua benar-benar tergantung pada
prioritas Anda. Jika kualitas gambar atas dan kecepatan yang paling penting
bagi Anda, misalnya untuk sport, terlepas dari berat body, memilih DSLR untuk
kinerja yang unggul dan dukungan luas jenis lensa.
Tapi secara umum kamera mirrorless memiliki pilihan lensa
yang lebih dari cukup untuk kebanyakan situasi pemotretan, dan kecepatan fokus
yang sudah sangat baik. Oleh karena itu, kamera mirrorless adalah pilihan
terbaik jika Anda ingin membawa kamera kemana-mana dan tidak ingin terbebani
sepanjang jalan.
Sumber: http://rumorkamera.com/catatan-kami/pilih-kamera-dslr-atau-mirrorless-mana-yang-lebih-baik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar