Trik Memotret Senja
Suasana senja sering dinanti-nantikan banyak orang,
khususnya mereka yang sedang berlibur di pinggir pantai. Hal ini disebabkan
suasana senja hampir selalu identik dengan tenggelamnya sang surya yang sangat
indah dengan langit-langitnya yang memerah tampak syahdu dan suasananya
romantis.
Pemandangan seperti itulah yang menjadikan suatu suasana
pinggir pantai menyenangkan dan romantis dinikmati pasangan-pasangan manusia.
Sehingga sering pula kita saksikan seseorang melakukan potret-memotret dan
menyempatkan diri untuk merekam atau mengabadikan tenggelamnya sang surya
dengan kamera.
Masalahnya kemudian jika kita berbicara mengenai
potret-memotret senja di pinggir pantai, serasa tak mudah membuat foto yang
menarik dan menawan suasana senja seperti yang tergambar dalam penglihatan.
Pertama-tama, diperlukan wawasan bagi seorang pemotret.
Wawasan yang cukup mengenai suasananya dan sigap untuk
bertindak, karena memotret suasana senja seperti tenggelamnya sang surya,
waktunya amat singkat. Sehingga kalau tidak memiliki wawasan yang cukup serta
kesigapan, kita hanya akan mendapatkan suasana senja di pantai yang datar saja.
Seperti kita ketahui, sesungguhnya untuk menghasilkan
sebuah foto senja di pantai yang menarik bisa terdiri dari beberapa unsur yang
dominan, yang dapat memperindah foto.
Misalnya yang utama matahari dengan cahaya kemerahannya.
Namun demikian sesungguhnya kita tidak selalu harus memasukkan unsur matahari
kemerahan dalam foto, melainkan cukup suasana kemerahannya saja.
Selain itu suasana senja itu juga tidak hanya menarik dan
menawan di pinggir pantai dengan tenggelamnya matahari saja. Melainkan juga
bisa suasana senja di perkotaan yang menampilkan gedung-gedung tinggi (tanpa
harus melibatkan matahari), atau suatu sudut rumah dengan pepohonannya.
Persiapan
Secara umum untuk dapat menghasilkan foto-foto yang baik
dan menarik pada suasana senja diperlukan persiapan. Hal ini bisa dimulai dari
melakukan rancangan terlebih dahulu pada kesempatan mana akan dilakukan
pemotretan. Artinya, seorang pemotret sebelum memotret memang perlu melakukan
suatu pengamatan atau survai untuk memperoleh kesan menyeluruh yang indah dan
alami tentang apa yang akan difotonya. Bahkan sampai pada persiapan masalah
perlengkapan seperti filter yang dianggap sebagai penunjang untuk membantu
memunculkan suasana indah dan dramatis.
Pedoman umum yang sering dilakukan oleh para pemotret
pada saat memotret suasana senja adalah memotret secara menyeluruh, menangkap
seluas-luasnya pandangan yang dapat tercakup dengan lensa sudut lebar. Memang
pemotretan bisa juga dilakukan dengan menggunakan lensa normal ataupun lensa
tele, sehingga tampak sebagian saja dari panorama (medium shot), namun secara
umum lensa sudut lebar lebih banyak dipakai pemotret.
Secara umum persiapan itu sendiri bisa dimulai dengan
menyiapkan kameranya terlebih dahulu sebagai perlengkapan utama. Urut-urutannya
adalah :
1. Kamera. Sebaiknya gunakan kamera 35 mm jenis SLR yang
mempunyai fasilitas pengatur diafragma ataupun kecepatan rana – baik kamera
dengan pengaturan cahaya manual maupun yang dengan prioritas kecepatan rana
otomatis. Meski tidak tertutup kemungkinan pemotretan dilakukan dengan kamera
format medium, tetapi kamera 35 mm lebih banyak dipakai karena
kemudahan-kemudahannya.
2. Lensa. Sebaiknya gunakan lensa yang dapat mencakup
sudut pandang yang luas, misalnya lensa sudut lebar 24 mm, mungkin juga yang
bersudut 20 mm. Meskipun kadang-kadang lensa sudut lebar tak terlalu
diperlukan, tetapi sebaiknya lensa tersebut selalu dibawa menyertai lensa jenis
tele-zoom menengah seperti 70-210 mm.
3. Tripod. Tidak kalah pentingnya tripod atau kaki tiga
kamera yang berperan sebagai penopang dalam mengatasi guncangan, karena
memotret pada suasana seperti saat menjelang petang sering membutuhkan
pencahayaan yang lama.
4. Cable Release. Kabel penghubung untuk menekan tombol
pelepas kamera juga menjadi bagian yang tak bisa dianggap remeh dan sebaiknya
selalu dibawa. Tujuannya agar dapat melepas rana secara lembut tanpa
menimbulkan getaran atau goyangan pada hasil pemotretan.
5. Filter. Sebagai tambahan untuk memunculkan suasana
yang ‘kreatif’ atau dramatis, juga perlu beberapa filter yang dapat mengubah
tampilan suasana sehingga menjadi lebih baik dari suasana aslinya. Misalkan
filter 85B yang berguna untuk membantu memunculkan atau menguatkan cahaya
kemerahan sehingga menjadi lebih baik.
6. ISO. ISO rendah 100 atau mungkin ISO 200 baik untuk
suatu foto yang ingin dicetak besar. Yang terpenting jangan menggunakan ISO
lebih rendah dari 100 atau yang ISO lebih tinggi dari ISO 200. ISO yang lebih
rendah akan merepotkan pada saat memotret karena dengan ISO yang terlalu rendah
akan membutuhkan waktu pencahayaan yang sangat lama, sedang film ISO yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan hasil gambar yang berbutir kasar dan
reproduksi warna yang kurang cerah.
Waktu
Suasana senja Pk.17.30 hingga 18.30, adalah saat yang
paling baik dan tepat untuk melakukan pemotretan. Konsekuensinya pada waktu
yang demikian kita harus ekstra hati-hati dalam menentukan pilihan kecepatan
rana, karena secara otomatis kita akan selalu menggunakan kecepatan yang amat
rendah akibat penggunaan diafragma kecil (umumnya) untuk menghasilkan ruang
tajam luas.
Pada saat memotret suasana senja, faktor yang harus
diperhatikan adalah mengenai pencahayaan. Sebab pengukuran pencahayaan pada
suasana senja memang cukup rumit meskipun tak serumit diwaktu malam.
Masalahnya, kerumitan itu sering karena singkatnya waktu memotret, sehingga
perlu perhitungan yang benar secara cepat.
Jika kita memotret menggunakan kamera 35 mm yang
dilengkapi dengan pengukur cahaya pada kamera, melakukan pengukuran cahaya
secara langsung akan membuat kita membaca kecerahan secara rata-rata. Seandainya
kita telah ukur sesuai dengan pengukur cahaya maka akan dihasilkan foto yang
kurang pencahayaan. Karena itu cara ini sering memberikan hasil yang tidak
memuaskan dan mengecoh kita.
Untuk menjamin keberhasilan pengukuran cahaya dan hasil
foto yang baik, sebaiknya perlu dilakukan bracketing, yaitu melakukan beberapa
kali bidikan dengan melebihkan dan mengurangi cahaya yang terukur. Caranya
dengan menyetel kombinasi diafragma dan kecepatan rana sesuai pengukur cahaya.
Misalnya bila cahaya terukur dengan lightmeter kamera
menunjukkan kombinasi diafragma f:16 dan kecepatan rana ? detik.
Maka lakukan pemotretan dengan kombinasi pencahayaan
tersebut, lalu lakukan pemotretan berulang dengan melebihkan satu stop dari
cahaya terukur normal menjadi diafragma f:16 dan kecepatan tana ? detik.
Selanjutnya sekali lagi lakukan pemotretan dengan mengurangkan satu stop dari
cahaya terukur normal yaitu menggunakan diafragma f:16 dan kecepatan 1/8 detik.
Kelak dengan alternatif tiga kali pemotretan atau bracketing tersebut, kita
akan mendapatkan pilihan hasil pemotretan dengan pencahayaan yang akurat.
Trik
Banyak trik atau cara akal-akalan untuk menghasilkan foto
senja dengan langit kemerahannya yang baik dan menarik. Salah satunya adalah
menggunakan filter warna.
Penggunaan filter warna (oranye) untuk menampilkan
suasana senja secara umum yang berwarna kemerahan memang menjadi suatu acuan
yang tepat. Namun demikian jika kita tidak tepat menggunakannya hanya akan
menjadi kurang baik.
Untuk suatu akal-akalan menghasilkan foto senja atau foto
yang bernuasa senja sangat di era digital memang mudah dilakukan. Karena dengan
kemera digital yang proses kelanjutannya menggunakan kamera sebagai pengolah
atau kamar gelapnya, jika dikehendaki dapat membuat foto senja kemerahan dengan
suatu suasana yang tidak merah atau difoto pada saat tidak senja juga dapat
dengan mudah menggunakan Adobe Photoshop.
Namun demikian bagi pemotret dalam arti sesungguhnya,
pasti tak akan cukup terpuaskan bila untuk mendapatkan suatu foto senja harus melakukan
pemotretan dengan akal-akalan seperti dengan menggunakan olahan Adobe
Photoshop. Karenanya itu akal-akalan yang dilakukan adalah sebatas melakukan
tindakan braketing pada saat memotret.
Seberapa jauh seorang pemotret menginginkan suatu foto
dalam suasanan senja, terpulang dari kebutuhan dan hasil apa yang hendak
dicapai. Karena bila berbicara mengenai akal-akalan atau trik dijaman fotografi
digital seperti sekarang ini untuk menghasilkan sebuah foto senja yang baik dan
menarik sudah bukan persoalan.
Selebihnya terpulang pada pemotret, dengan cara apa
menghasilkan foto-foto senja yang baik. Apakah dengan memotretnya menunggu saat
betul-betul mataharai telah memerah atau merekayasa pemotretan dengan
memberikan filter warna senja. Demikian beberapa hal atau cara yang dapat
ditempuh untuk memotret suasana senja agar menghasilkan foto yang indah sesuai
keindahan alam yang terpancar dan terlihat indah pula oleh mata.
Sumber:zhttp://asiaaudiovisualrb09aprisatriawan.wordpress.com/trik-memotretsenja/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar