Lensa Makro ..
Pada kesempatan ini saya
sangat tertarik dengan obrolan mengenai lensa macro dari Nikon, Nikon 105 f:2.8
AF-S G VR Macro.
Lensa Nikon 105 f:2.8 AF-S G
VR Macro, merupakan lensa makro pertama yang dilengkapi dengan fasilitas VR
(Vibration Reduction).
Namun sayangnya fasilitas
penahan getaran ini hanya berfungsi pada saat pemotretan Non-Macro. Mungkin ini
sebagai alasan Nikon, agar dapat menjual lensa ini dengan kisaran harga 7,4
Juta rupiah.
Dari percakapan yang semakin
seru diantara teman-teman hunting foto, salah satunya mengenai lensa Nikon 105
f:2.8 AF-S G VR Macro, muncul celetukan lensa ini sangat tajam, bokeh yang
bagus, bentuk nya agak “gendut”, terlalu mahal, masih lebih bagus lens makro
nya merek Ca**n, dan tiba-tiba ada yang berceletuk : “Nikon ama Canon bagus
mana seeh” :p
Hmm… semakin membuat
penasaran, apakah lensa ini bener-bener dalam kategori lensa sakti.
Semakin penasaran dengan
lensa ini, membuat hati tergoda untuk mencoba, tapi apa daya, hati kecil ini
menahan racun akan “sakau” lensa.
Tiba-tiba terdengar celetukan
dari arah samping : ” Coba in aja, gw ada neeh (Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR
Macro), dari seorang teman (Ricky-Medan).
Wah…Nggak bole dilewatkan
neeh, lensa baru, mahal, dan “gosip”nya lensa itu lensa sakti. Langsung aja
disambut pembicaraan : “Bole dech, pinjem bentar yaa” Sang pemilik membalas : ”
Ya udah, tuch ada di tas slingshot gw”
Langkah kedua, ambil kamera
pribadi, un-mount lensa, and click, D200 ku sudah ditemani Nikon 105 f:2.8 AF-S
G VR Macro, dengan hood terpasang terbalik. Hmm..ganteng juga neeh lensa.
Sebelum pemotretan, berikut
pengamatan saya, lensa ini cukup “bongsor” untuk ukuran body nya, namun
diameter depan lensa tetap dipertahankan 52mm oleh Nikon, sehingga bentuknya
menjadi “agak” lucu, dimana pada posisi tengah sekitar 72-77mm namun depan dan
belakang lensa yang lebih kecil.
Pemahaman saya, ukuran yang
besar ditengah, karena Nikon, memasukkan motor-motor penggerak lensa untuk
fokusing, dikarenakan fasilitas AF-S, hal yang kedua, karena adanya piranti VR.
Yang cukup menarik perhatian
adalah “hood”, yang mana hood nya sangat terlihat besar, jika diperhatikan
mirip dengan hood untuk lensa Nikon 17-55 f:2.8 AF-S G DX. Hal lain yang
membuat semakin terkesima dengan penampilan lensa ini adalah tulisan emas pada
lensa, dan tulisan merah yang bertuliskan VR ( Vibration Reduction).
10 menit tidak terasa karena
memperhatikan lensa baru ini, akhirnya lensa Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro
yang telah di pasangkan dengan D200+VG ku, terasa di tangan “combo” untuk
kamera dan lensa ini cukup mantap, berat namun enak untuk bermanuver.
Terpikir…..untuk motret
macro, settingan D200, apa aja yaa, akhirnya dengan ramuan coba-coba saya
memilih, shoot on RAW, Auto WB, Vivid Mode, ISO 100. Dan baru lah maju ke medan
perperangan macro, mencari-cari object menarik, nungging sana, jongkok, jinjit,
alhasil coba potret ini, potret itu.
Dalam percobaan ini saya
mencoba tidak menggunakan tripod, dengan perhitungan kemudahan mobilitas dan
alasan yang paling utama, males setup tripod dan lain-lainya. Alhasil 10 shot
pertama saya, blur, goyang-goyang, tidak fokus.
Kembali ke peralatan tempur
saya, mencoba mengambil SB-800 dan GaryFong Cloud, dan mengatur ISO ke ISO 200,
pada mode 1/200 or 250, untuk mengurangi getaran saat me-”macro” dan set
aperture to f:5,6
Sekitar 30 menit saya
memotret macro (karena takut nggak enak perasaan, karena lensa nya pinjam)
padahal masih besar keinginan untuk mencoba , kembali ke peraduan, tak sabar
melihat hasil, laptop pun dikeluarkan, dan hasilnya bisa membuat saya
senyum-senyum sendiri.
Dari hasil coba-coba 30 menit
yang dilakukan, saya mendapatkan :
Pros:
·
AF sangat
cepat (walau disaranakan motret makro pake Manual Fokus, karena saya agak
malas, pemotretan pake full auto fokus) terima kasih terhadap teknologi AF-S.
·
Focus lock,
jarang sekali terjadi “hunt” terhadap autofokus, pada percobaan ini kondisi
cahaya mendung sehabis hujan dan menggunakan kamera D200.
·
Bokeh yang
sangat bagus menurut mata saya, sharp on focus area, dan BG yang “creamy”
·
Menampilkan
gradasi dan kontras warna yang sangat bagus
·
Tajam, ciri
khas lensa makro, pada pemotretan saya hanya mengatur aperture di f:5,6
·
Cons:
·
Harga, mahal,
dibandingkan lensa makro sejenis.
·
Berat, cukup
berat jika disandangkan dengan D200+VG+op-tech strap, walau tidak seberat
pemakaian D200+VG+70-200 VR
Sumber: http://asiaaudiovisualrb09aprisatriawan.wordpress.com/lensamakro-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar