Jumat, 04 Juli 2014

Lensa Makro ..


Lensa Makro ..

Pada kesempatan ini saya sangat tertarik dengan obrolan mengenai lensa macro dari Nikon, Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro.
Lensa Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro, merupakan lensa makro pertama yang dilengkapi dengan fasilitas VR (Vibration Reduction).
Namun sayangnya fasilitas penahan getaran ini hanya berfungsi pada saat pemotretan Non-Macro. Mungkin ini sebagai alasan Nikon, agar dapat menjual lensa ini dengan kisaran harga 7,4 Juta rupiah.

Dari percakapan yang semakin seru diantara teman-teman hunting foto, salah satunya mengenai lensa Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro, muncul celetukan lensa ini sangat tajam, bokeh yang bagus, bentuk nya agak “gendut”, terlalu mahal, masih lebih bagus lens makro nya merek Ca**n, dan tiba-tiba ada yang berceletuk : “Nikon ama Canon bagus mana seeh” :p
Hmm… semakin membuat penasaran, apakah lensa ini bener-bener dalam kategori lensa sakti.

Semakin penasaran dengan lensa ini, membuat hati tergoda untuk mencoba, tapi apa daya, hati kecil ini menahan racun akan “sakau” lensa.
Tiba-tiba terdengar celetukan dari arah samping : ” Coba in aja, gw ada neeh (Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro), dari seorang teman (Ricky-Medan).

Wah…Nggak bole dilewatkan neeh, lensa baru, mahal, dan “gosip”nya lensa itu lensa sakti. Langsung aja disambut pembicaraan : “Bole dech, pinjem bentar yaa” Sang pemilik membalas : ” Ya udah, tuch ada di tas slingshot gw”

Langkah kedua, ambil kamera pribadi, un-mount lensa, and click, D200 ku sudah ditemani Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro, dengan hood terpasang terbalik. Hmm..ganteng juga neeh lensa.

Sebelum pemotretan, berikut pengamatan saya, lensa ini cukup “bongsor” untuk ukuran body nya, namun diameter depan lensa tetap dipertahankan 52mm oleh Nikon, sehingga bentuknya menjadi “agak” lucu, dimana pada posisi tengah sekitar 72-77mm namun depan dan belakang lensa yang lebih kecil.
Pemahaman saya, ukuran yang besar ditengah, karena Nikon, memasukkan motor-motor penggerak lensa untuk fokusing, dikarenakan fasilitas AF-S, hal yang kedua, karena adanya piranti VR.
Yang cukup menarik perhatian adalah “hood”, yang mana hood nya sangat terlihat besar, jika diperhatikan mirip dengan hood untuk lensa Nikon 17-55 f:2.8 AF-S G DX. Hal lain yang membuat semakin terkesima dengan penampilan lensa ini adalah tulisan emas pada lensa, dan tulisan merah yang bertuliskan VR ( Vibration Reduction).

10 menit tidak terasa karena memperhatikan lensa baru ini, akhirnya lensa Nikon 105 f:2.8 AF-S G VR Macro yang telah di pasangkan dengan D200+VG ku, terasa di tangan “combo” untuk kamera dan lensa ini cukup mantap, berat namun enak untuk bermanuver.
Terpikir…..untuk motret macro, settingan D200, apa aja yaa, akhirnya dengan ramuan coba-coba saya memilih, shoot on RAW, Auto WB, Vivid Mode, ISO 100. Dan baru lah maju ke medan perperangan macro, mencari-cari object menarik, nungging sana, jongkok, jinjit, alhasil coba potret ini, potret itu.

Dalam percobaan ini saya mencoba tidak menggunakan tripod, dengan perhitungan kemudahan mobilitas dan alasan yang paling utama, males setup tripod dan lain-lainya. Alhasil 10 shot pertama saya, blur, goyang-goyang, tidak fokus.
Kembali ke peralatan tempur saya, mencoba mengambil SB-800 dan GaryFong Cloud, dan mengatur ISO ke ISO 200, pada mode 1/200 or 250, untuk mengurangi getaran saat me-”macro” dan set aperture to f:5,6

Sekitar 30 menit saya memotret macro (karena takut nggak enak perasaan, karena lensa nya pinjam) padahal masih besar keinginan untuk mencoba , kembali ke peraduan, tak sabar melihat hasil, laptop pun dikeluarkan, dan hasilnya bisa membuat saya senyum-senyum sendiri.

Dari hasil coba-coba 30 menit yang dilakukan, saya mendapatkan :
Pros:
·         AF sangat cepat (walau disaranakan motret makro pake Manual Fokus, karena saya agak malas, pemotretan pake full auto fokus) terima kasih terhadap teknologi AF-S.
·         Focus lock, jarang sekali terjadi “hunt” terhadap autofokus, pada percobaan ini kondisi cahaya mendung sehabis hujan dan menggunakan kamera D200.
·         Bokeh yang sangat bagus menurut mata saya, sharp on focus area, dan BG yang “creamy”
·         Menampilkan gradasi dan kontras warna yang sangat bagus
·         Tajam, ciri khas lensa makro, pada pemotretan saya hanya mengatur aperture di f:5,6
·         Cons:
·         Harga, mahal, dibandingkan lensa makro sejenis.
·         Berat, cukup berat jika disandangkan dengan D200+VG+op-tech strap, walau tidak seberat pemakaian D200+VG+70-200 VR

Sumber: http://asiaaudiovisualrb09aprisatriawan.wordpress.com/lensamakro-2/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar